Salam

Selamat datang di blog "Kesejukan Hati". Semoga hati Anda bertambah sejuk setelah membaca.

Minggu, 15 Februari 2009

MEMAKNAI VALENTINE DAY

Ada momen di bulan Februari yang sangat dinantikan oleh para remaja, yakni tanggal 14. Mereka menyebutnya hari kasih sayang (valentine day). Valentine day ini sudah mengglobal. Di mana-mana momen ini dimanfaatkan remaja untuk mengekspresikan kasih sayang kepada sang kekasih. Ada yang memberikan bunga, coklat, atau sekadar bicara I love you via SMS.

Sayangnya banyak remaja yang terlalu sempit memahami valentine day. Mereka mengartikan valentine day sebagai hari berkasih-kasihan, bercumbu rayu, atau saatnya membuktikan cinta dengan asyik masyuk, bahkan berhubungan seks.

Pengertian menyesatkan ini tentu harus diluruskan. Kewajiban siapa untuk mengingatkan? Selain orang tua di rumah, guru harus menyampaikan informasi yang benar tentang hal tersebut. Guru dapat menggunakan momen valentine day untuk berdikusi dengan siswa tentang hakikat kasih sayang, kemudian menerapkannya dengan cara-cara yang benar.

Valentine day tidak boleh dibatasi pada kasih sayang dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Valentine day hendaknya disikapi secara makro dengan titik berat pada hakikat kasih sayang. Fitrahnya, manusia dicipta untuk menyayangi sesama. Saling menolong, saling memerhatikan, saling melindungi, dan saling berbagi. Bahkan, cinta kasih sayang secara makro bisa diberikan kepada hewan dan tumbuhan di sekitar manusia.

Kunjungan ke panti asuhan, rumah jompo, atau ke rumah-rumah penyandang cacat bisa menjadi alat untuk menumbuhkan cinta sesama. Perasaan ini lebih mudah tumbuh karena siswa menyaksikan secara langsung orang-orang yang memiliki keterbatasan-keterbatasan. Sebagai tindak lanjut, guru dapat membuat program bakti sosial. Mengumpulkan sumbangan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Bentuk lain kasih sayang sebagai makna valentine day adalah seorang guru terhadap siswa-siswanya. Benarkah guru telah bersikap sayang terhadap siswa? Dalam menghadapi siswa yang tidak mengumpulkan tugas atau melakukan pelanggaran, misalnya, kadang seorang guru lebih mendahulukan amarahnya daripada tindakan bijaksana sebagai perwujudan kasih sayang. Kadang-kadang guru merasa sudah melakukan kewajibannya sebagai pendidik jika sudah memarahi anak.

Pada kenyataannya, sering diberitakan bahwa kebanyakan siswa mengalami tekanan-tekanan yang jauh dari perasaan cinta kasih seorang guru.

Apabila telah dipahami secara makro, valentine day bukan hanya milik remaja. Ia bisa menjadi milik siapa saja, dari anak-anak sampai kakek-kakek dan nenek-nenek. Setiap orang, di hari valentine bisa merenungkan sikapnya terhadap sesama. Seorang ayah merenungkan sikapnya tentang cinta kasihnya kepada istri dan anak-anaknya. Seorang guru merenungkan, sudahkah mengajar anak didiknya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

1 komentar:

  1. setuju dengan pak sugeng...
    dan sesungguhnya manusia hendaknya berkasih sayang dengan sesamanya setiap saat tanpa memandang hari apapun...
    maaf pak..perkenalkan, saya onny, alumni smp 3 semarang tahun lulus 2005..yang dulu gemar mengumpulkan poin saat mengikuti pelajaran bahasa indonesia yang bapak ampu...

    BalasHapus